Kamis, 13 November 2014

PROBABILITAS :KUANTUM ?

Mengutip dari blog http://sainstory.wordpress.com/2010/12/05/mengenal-teori-quantum/

"Saya adalah seorang determinis (penganut kepastian), dipaksa bertindak seolah-olah terdapat kehendak bebas, sebab jika saya ingin hidup dalam sebuah masyarakat beradab, saya harus bertindak secara bertanggung jawab. Saya tahu secara filosofis seorang pembunuh tidak bertanggung jawab atas kejahatannya, tapi saya tidak akan minum teh bersamanya. Karir saya telah ditentukan oleh berbagai gaya yang saya tidak punya kuasa atasnya, terutama kelenjar-kelenjar misterius itu di mana alam mempersiapkan esensi kehidupan. Henry Ford boleh menyebutnya Suara Batin, Socrates menyebutnya sebagai daemon (entitas supernatural dalam ajaran Yunani kuno–penj): tiap manusia menjelaskan fakta dengan caranya sendiri bahwa kehendak manusia tidaklah bebas…Segala sesuatu itu ditetapkan…oleh gaya-gaya yang kita tak punya kuasa atasnya…pun bagi serangga dan bintang. Manusia, sayuran, atau debu kosmik, kita semua berdansa menurut tempo misterius, dilagukan di kejauhan oleh satu pemain tak nampak. (Albert Einstein)"

Kamis, 23 Oktober 2014

RAIN


Created using PAINT and photos from http://fc03.deviantart.net/fs70/i/2013/208/8/e/rain_drops_wallpaper_ii_by_ssgtsyms-d6dc4b7.jpg

Sekilas Pemikiran

PERBEDAAN

Apakah kita memang diciptakan berbeda satu sama lain di dunia ini?
Kendati kita semua pada dasarnya merupakan manusia yang sama, jurang pemisah antara individu semakin terasa dalam. Fenomena ini sering saya temukan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak perlu melihat yang jauh antara stratifikasi pada aspek lapisan tertentu, dalam pergaulan saja kita cenderung untuk selektif dalam berteman. Entah memilih dari sisi apa, terkadang saya pun cenderung seperti itu.

Seakan terhanyut dengan arus kehidupan yang materialistik, mekanistik dan mungkin over-humanistik, kita berusaha untuk memanusiakan manusia tetapi lupa untuk mengenali apa itu manusia sendiri. Berbagai media, sarana-prasarana serta kecanggihan ilmu seakan menjadikan kita sebagai budak subjek dan objek tanpa memandang arti lebih jauh ke dalam. Manusia lupa untuk menggunakan hati nuraninya akan makna sebuah kehidupan, terlampau sibuk menyelami lautan tak berujung.

Saya sendiri beberapa hari ini merasa cukup gila karena ikut mengejar lautan tak berujung. Antara realita, ambisi, kemampuan dan keinginan. Mereka saling berkaitan erat satu sama lain, namun diam-diam dapat saling melukai. Bicara soal mimpi, saya memiliki sebuah impian dalam waktu dekat ini. Merasakan adanya kenikmatan batin saat melakukan perform musik baik bersama band maupun solo vokal. Ada semacam dorongan yang meminta saya untuk terus melakukannya, bukan sekedar perkara menang kalah atau penghargaan. Saya hanya menyukai euphoria saat terbawa alunan musik, “nge-fly” bersama diatas pangggung. Mungkin dengan sedikit zat adiktif atau psikotropika akan lebih mudah untuk mendapatkan “sensasi” tersebut daripada secara nyata mesti manggung. Tapi mungkin tidak akan saya lakukan.

Laki-laki adalah kelemahan perempuan, begitupun sebaliknya. Tren masa kini membuat hampir sebagian besar remaja maupun yang tua merasakan gejala “galau”. Perasaan tidak menentu yang membuat kita terus kepikiran akan sesutau yang tak pasti. Sejujurnya saya kurang menyukai keadaan ini. Hidup itu punya banyak warna, tidak seharusnya hanya kita warnai dengan kelabu. Sayang “efek pengkodisionalan” masa kini telah meng-setting kita untuk tinggal pada nuansa tersebut. Kata pepatah “tak akan lari gunung dikejar” mungkin dapat menjadi jawaban. Mungkin kita dapat belajar untuk tidak terlalu “hopeless-romantic” mengejar cinta. Sebab beliau juga tidak akan lari dari kehidupan secara harafiah, lari dari kita ya bisa jadi karena takut.

Orang jaman sekarang cenderung egois.
Tidak mau menghargai perbedaan.
Cuek.
Suka seenaknya sendiri.
Itulah beberapa anggapan dari kita yang sering terlontar dalam percakapan sehari-hari. Bisa dikatakan manusia masa kini terlihat kurang baik dalam berperilaku. Tetapi sebenarnya sejauh apakah kita dapat menghakimi perilaku seseorang?
Melalui suatu ilmu yang dikatakan dapat mengetahui perilaku manusia?
Melalui ajaran dogmatis tertentu?
Melalui pemikiran kita sendiri?
Kata orang lain?
Bukankah hanya Tuhan yang tau keadilan baik-buruk sesungguhnya? Kita manusia senang melempar kata sembarangan dari mulut tanpa benar-benar memperdulikan akibatnya.

Kita senang membeda-bedakan satu sama lain tanpa berpikir lebih jauh. Lain dikata, lain di hati, berbeda pula dalam perbuatan.

Perbedaan.
Laki-laki dan perempuan itu sudah jelas berbeda. Ketika menemukan suatu ketidaksamaan, ya harap dimaklumi. Wong memang beda. Namun cobalah untuk saling mengerti. Perbedaan itu bukan alasan negatif untuk membenarkan suatu kesalahan. Dan untuk masalah persamaan hak dan kewajiban, pada era semaju ini sudah tidak saatnya lagi saling mengadu domba.

Sudah saatnya kita tidak lagi memandang “beda” antara aku, kamu, dia, beliau, kau, mereka ataupun kita. Hakikatnya kita adalah sama. Manusia yang satu. Yang diciptakan Sang Pencipta yang sama. Untuk apa saling mencaci dan mencerca? Perbedaan itu memang nyata dan akan selalu ada. Tetapi bukan untuk dijadikan sebagai “kambing hitam” pada segala aspek kehidupan. Lihatlah segala seuatu dari berbagai aspek hingga sisi-sisi kedalaman yang tidak terselami. Kita tidak akan pernah bisa berdiri sendiri tanpa orang lain.


Tataplah dalam-dalam kepada mata setiap insan pada saat kau bertemu dan berinteraksi dengannya. Apakah benar kita jauh berbeda? Apakah hanya karena pelapisan yang saya tidak tau sedang anda pikirkan, tetapi apakah kita benar-benar berbeda? Apakah karena kulit tipis perbedaan fisik, ras, suku dan agama yang memisahkan kita? Cobalah untuk memahami dan belajar menggunakan hati. Bukan lalu menjadi makhluk lemah yang minta dikasihani, sebaliknya kasihilah orang lain. Sesamamu. Seperti kamu mengasihi dirimu sendiri. Sebab kita adalah sama.

Senin, 29 September 2014

MUSIC, LOVE, LIFE

Saat ini saya sedang berada di lab statistik di fakltas saya. Setelah sejak beberapa jam lalu browsing musik, entah terpikir untuk melakukan sesuatu yang produktif, salah satunya dengan menulis postingan ini.

Soal hidup, saya mulai terbiasa untuk menyerahkan segalanya kepada Tuhan. Berusaha untuk tidak lagi memaksakan keegoisan saya, dan cukup menjalani kewajiban dengan sebaik-baiknya. Dan berharap bahwa Tuhan akan memberikan kejutan yang jauh lebih baik dari yang saya harapkan. Walaupun terkadang terasa berat, namun saya percaya ini adalah hal yang baik.

Mengenai cinta, setiap orang pasti pernah merasakan cinta. Baik dari orangtua, anak, pasangan, teman, makhluk hidup lain. Setelah sekian tahun berusaha untuk menyukai, saya tersadar apa cinta itu. Kemarin sempat melihat postingan pm teman saya di bbm, yang pada intinya, saat kita mencintai maka kita akan menjadi lebih bertoleransi terhadap sesama dan diri sendiri.

Ingin sekali saya dan band saya mengikuti ajang kompetisi, namun waktu belum tepat. Terkadang saya merasa lelah harus terus menjadi sosok yang mengejar mereka. Apakah hanya saya yang punya inisiatif?

Saya belajar bahwa dalam hidup, hidup itulah sendiri yang harus kita jalani. Seringkali kita terjebak dalam perjuangan kerasnya hidup atau berpasrah dengan galau. Tuhan, pencipta kita sudah mengatur hidup kita sedemikian rupa dengan indah. Bukanlah indah jika kita menjalani hidup dengan melakukan segala seuatunya sebaik-baiknya dan menyerahkan semuanya kepada-Nya. Jika memang itu yang dikehendaki-Nya, maka ia akan memberikannya kepada kita. Sebab kita manusia hanyalah makhluk fana yang selalu berusaha terlihat nyata.

Kamis, 21 Agustus 2014

KEHARUSAN

Keharusan

Selasa, 19 agustus 2014
16:00-16:47



Harus berarti wajib dilakukan atau dengan kata lain tidak ada pilihan selain memang dilakukan.
Suatu sore menjelang senja saya sedang mati kebosanan di dalam mobil. Bibir saya pecah-pecah sampai berdarah, oke itu hanya selingan. Pada intinya saya kesal. Apakah memang dalam hidup ini kita harus melakukan sesuatu?

Disini saya ingin mengambil arti yaitu keharusan dalam melakukan sesuatu pada idealisme. Pola kehidupan masyarakat moderen menuntut kita menuruti persepsi kehidupan ideal yang digambarkan. Estetika, baik itu fisik maupun penampilan, kekayaan dan keberhasilan mendorong manusia berlomba-lomba meraih yang terbaik. 

Tetapi apakah itu merupakah suatu keharusan?
Apakah kita harus melakukannya demi mencapai gambaran 'ideal' tersebut?
Saya ragu
Harus?

Diusia ke duapuluh tahun ini merupakan gerbang awal menuju kedewasaan. Mungkin secara umur saya sudah cukup tua, namun dari sisi psikologis dan tanggung jawab masih sering dianggap seperti anak kecil.
Banyak orang yang menggantungkan berbagai ekspektasi kepada saya. Dari tinggi hingga rendah yang secara tidak langsung mengharuskan untuk dihadapi. Sekali lagi saya bertanya, HARUSKAH?

Secara logika suatu angka jika dijumlahkan akan menghasilkan angka yang lebih besar lagi, terkecuali jika angka itu minus. Jika kita melakukan sesuatu yang seharusnya dan kita lakukan terus maka akan bertambah pula sesuatu itu. Kata orang, semakin banyak pengalaman maka semakin bagus. Baik maupun buruk.
Tetapi apakah dalam hidup HARUS begitu?

Saya rasa ada suatu misteri yang bahkan orang terjenius maupun tereligius sekalipun tidak akan dapat memberikan jawaban secara konkrit. Sebab kita manusia tidak akan pernah mengetahui pasti hidup kita akan seperti apa. Yang kita tau pasti perubahan bersifat konstan. Segala sesuatu pasti berubah, itu yang pasti. Bukan merupakan keharusan, tetapi pasti berubah tanpa siapapun berhak untuk mengharuskannya.

Yang saya takutkan kini apakah dengan melakukan KEHARUSAN maka hidup saya akan terjamin dengan baik?
Atau saya memilih untuk berpasrah atau lari dari ekspektasi orang lain?
Bukankah berat jika nanti hidup memutarbalikkan ekspektasi saya sendiri ditambah cemoohan dari orang lain? Ya, saya tau sih mereka berani amat ngomong tanpa tau situasi saya yang sebenarnya. Tapi begitulah hidup.

Hidup merupakan suatu keharusan yang kita sendiripun tidak bisa mempertanyakan sebenarnya siapa, apa, bagaimana, dimana, kapan-KAH KEHARUSAN itu sendiri.

Ternyata kekesalan dan kekecewan masalah pribadi saya bisa berbuah menjadi sebuah tulisan indah ini. Good job buat otak saya haha. 

BUSCA


Kel Nascimento, "Busca"- live at the Berklee Internet Radio Network (BIRN)


When I first heard of this song, it reminded me to "Chega de Saudade"- Portuguese song. Maybe it's because they use the same language, so make it more ear-catchy and sounds familiar for me.
Cannot find the lyrics anywhere lol. But I think this song has a deep meaning about searching something. She done a really great masterpiece of her. I could feel what she was trying to touching our heart. 

Busca-
love

Senin, 11 Agustus 2014

HURTS

Hey! just made this quote. Trying to describe what I'm feeling now, but it's really hard to write a nice sentences nor some decent words. Almost midnight and I can't sleep.


Minggu, 27 Juli 2014

HEALTHY SNACK

EASY KIWI'S YOGHURT



Pingin makan tapi takut gemuk? Malam itu saya laper, tapi inget lagi diet jadi pingin makan berat mikir dua kali haha. Mungkin snack ini bisa jadi alternatif yang menyehatkan buat kamu. Paduan potongan buah segar dengan yoghurt sangat baik untuk pencernaan. Saya memakai potongan buah kiwi, dapat diganti dengan buah apa saja yang anda sukai. Rasa yoghurt yang bervariasi bisa dipadukan sesuai selera.


WHAT WE NEED

1 yoghurt
potongan buah
mangkok
pisau



STEP 1

Potong buah sesuai selera


STEP 2

Tuangkan yoghurt ke dalam mangkok


STEP 3

Masukkan potongan buah ke dalam yoghurt, tata sesuai selera.



VOILA!!! DONE!!! SUPER SIMPLE AND EASY!!!
selamat mencoba~


MAKE UP!

EYELINER


Sudah setua ini masih belum juga bisa dandan, malu-maluin haha. Nyoba pake eyeliner sendiri ternyata lumayan gagal. Nggak rapi dan belepotan. Semoga aja dengan memperbanyak latihan bisa semakin rapi :D


FLASHBACK




FLASHBACK


Apasih Flashback itu?

Menurut saya sendiri "FLASHBACK" berarti memutar kembali atau mengulang kembali, entah itu berupa suatu benda mati (karya seni film, drama, buku, dsb), perasaan, memori, ingatan, masalah, maupun suatu bentuk kegiatan lain yang dapat di-recall kembali.


Dari hasil browsing mbah google :

kilas balik
      n 1: transisi (dalam karya sastra atau sandiwara atau film) untuk
           sebelumnya acara atau pemandangan yang interrupts normal
           kronologis perkembangan cerita [ant: (
flash-forward)]
      2: hidup yang tidak diharapkan tetapi perulangan dari pengalaman masa lalu
         (khususnya yang kambuh dari efek yang
         obat hallucinogenic diambil banyak sebelumnya)
[N] (Memori): fakultas (): memori, ingatan, kenangan,
 pengakuan, ingatan, kambuh, kilas balik, kembali,
 retrospeksi.



Saya mencoba untuk melakukan kilas balik atau "FLASHBACK" secara pribadi. Akhir-akhir ini saya sering merasa kesepian. Berbeda dengan kesendirian, tidak sendirian seperti kelebai-an di film-film. Mungkin hanya perasaan saja atau entahlah.

Dunia perkuliahan semester ini sangat menyita waktu para mahasiswa angkatan 2012 di fakultas saya. Tugas-tugas menumpuk, kegiatan diluar akademik seperti kepanitiaan, libur yang terjepit (tentunya dimanfaatkan untuk pulang kampung) dan transisi perubahan menuju mahasiswa tingkat atas. Hampir semua anak asik bergumul dengan kesibukan itu, namun ada juga yang terjebak atau tersesat, maupun kabur dari rutinitas itu. Kabur untuk selamanya dan bisa saja bertemu lagi di semester depan. HAHA.

Saya sendiri akhirnya menyadari apa yang saya inginkan dalam hidup. Disisi lain tidak dapat begitu saja kabur meninggalkan realitas. Konflik batin membuat saya ingin menarik diri dari semuanya, semua hal. Kesepian dan kesendirian sering mewarnai kehidupan pada semester 4 ini. Mungkin trauma akan trust issues terhadap beberapa oknum mendoktrin otak saya dengan tegas berkata "CUKUP TAU". Menimbulkan ketakutan untuk kembali percaya setelah datangnya kekecewaan-kekecewaan itu.

Sejak kecil, kehidupan membawa saya untuk selalu menjadi “petualang”. Seringnya berpindah tempat serta ketidakmampuan untuk memilih sesuatu membentuk karakter saya hingga sekarang. Sebenarnya saya adalah seorang planner sejati, akan tetapi realita seringkali memutarbalikkan harapan. Jadi ya, mohon harap maklum dengan kecuekan atau keapatisan saya.

Hari minggu ini terjadilah sebuah keajaiban, seakan-akan telah menjawab semua pertanyaan keraguan saya. Sepertinya Tuhan telah menjawab doa sang pertapa dengan seribu kebajikan dan kebijaksanaan. “Hidup itu seperti berjalan diatas seutas tali.” Disisi lain kita harus terus melangkah ke depan jika ingin maju, tetapi disisi lain kita juga harus bisa membuang keegoisan kita agar tidak terjatuh. “Ikhlas untuk berubah”. Kita berjalan pada tali yang masing-masing individu pun berbeda, tetapi kita saling bergandengan dengan orang lain di tali-tali lain. Semuanya itu tidak hanya tentang diri kita sendiri, tetapi bagaimana posisi kita dengan orang lain. Kita ini Zool Politicon, ya makhluk sosial.

Kita bukanlah manusia yang sempurna. Kesempurnaan hanya milik Tuhan. Maka sudah sewajarnya kita pasti akan berbuat salah kok. Saya belajar bahwa untuk melanjutkan hidup kita  itu berarti juga melanjutkan hidup untuk orang lain. Bukalah diri kita sebebas mungkin, baik secara pemikiran, tindakan, atau pun perasaan. Jangan sampai kita terjebak dengan ‘pemikiran kolot’. Teruslah berusaha untuk menjaga keseimbangan antara diri sendiri dengan sesama. Luangkanlah waktu untuk “mem-flashback” setiap kejadian yang terjadi. Jadikanlah sebuah pembelajaran, baik buruknya, susah-senangnya, pahit-manisnya agar kelak kita tak perlu mengeryutkan kening(MENYESAL) saat nanti melakukan “FLASHBACK”.


Salam,

Nindy a.k.a Nino



PUSTAKA

http://id.w3dictionary.org/index.php?q=flashback

Senin, 12 Mei 2014

TAKE A LOOK CLOSER

Take a look closer
Take a look closer, won't you?
See me through the rain
Wait for a sun to shine

Come to see me now
Come to see me now
I've got a smile for a new life
Wait until you come

They say "Life it's hard, die is easy"
I know 
But If I'm with you, my life would be different
I know

Faraway from the beginning
Our state of love
Like a dreams, it happens so fast
What are we become?




At this time, I don't know what is really going on. I tried the best I can do to fix everything, but I can't. I'm only human. 

For the best, I must do what I should do. Getting done my assignments. But my heart cannot be bruised anymore. Tired to live like this. My soul was high, driven by intuition. All I really want is just thinking and doing art and music things everyday. I don't like this kind of situation right now. So frustated til I don't have any words to decribe it.

Not just pretty tiring, but I was teared and broke. 


Tears, Nino

Minggu, 20 April 2014

EMMA WATSON

   

  Just browsed recently about her. Love the way she thoughts, looks and everything about her. She is one of the best role model for girls I think. Stunningly beautiful, wise and smart. Cool. Anyway, here's some quotes that I took from websites.


From
http://www.telegraph.co.uk/culture/film/starsandstories/9571818/Emma-Watson-interview-why-shes-happy-to-be-over-Harry-Potter.html

“When I started dating I had this kind of Romeo and Juliet, fateful romantic idea about love which was almost that you were a victim and there was a lot of pain involved and that was how it should be,” she says. 
“Shakespeare said the course of true love never did run smooth, and I had this sense that it had to be painful. It was such a revelation in Perks of Being a Wallflower to realise that it shouldn’t be that way and that you get to choose who you love and who you decide to give your heart to.
“It sounds like a cliché but I also learnt that you’re not going to fall for the right person until you really love yourself and feel good about how you are.” She pauses, looking slightly embarrassed, and says: “Well, that was revelatory to me.”
Then, sounding very worldly, she adds: “But it’s a journey and the sad thing is you only learn from experience, so as much as someone can tell you things, you have to go out there and make your own mistakes in order to learn.”


SO TRUE INDEED. LOL

From
https://id.celebrity.yahoo.com/blogs/blog-editor/sembilan-sisi-lain-kehidupan-emma-watson-063119260.html
Tidak heran Watson sangat cocok memerankan karakter Hermione Granger; kebijaksanaannya melebihi usianya, apalagi untuk urusan cinta dan kehidupan. Contohnya, dia memberikan sebuah kutipan untuk Vogue pada 2011 saat dia bersiap untuk meninggalkan karakternya yang cerdas dan suka memerintah di film “Harry Potter”. “Saya tidak ingin ketakutan akan kegagalan menghalangi saya melakukan apa yang saya suka,” ucapnya. 

Tahun berikutnya, Emma menyampaikan pendapatnya mengenai hubungan asmara pada surat kabar Inggris The Telegraph. “Kedengarannya memang klise, tapi saya belajar bahwa Anda tidak akan bisa jatuh cinta dengan orang yang tepat sampai Anda benar-benar mencintai diri Anda sendiri dan merasa nyaman dengan diri Anda,” kata Emma.


http://hqwallbase.com/45044-emma-watson-wallpapers-emma-photos-desktop/


I've learned that being in love is not that simple. It may brings us happy all day, but in the other side it could make us sad too. Relationship between two people is difficult, we have to accept all the differences. 
Sometimes when I'm so sure about something, you don't. I don't know what's in your mind. Mind tricks. Yes, I'm studying psychology, but I'm not a psychic darl! 
Just don't overthinking about it and let it be. The right time will come. I know, hoping here. Like my friend, Hayu always said " Right time, right place, right person, and right situation."

" You’re not going to fall for the right person until you really love yourself and feel good about how you are ". -Emma Watson-


Bisous xx

Selasa, 15 April 2014

Free Your Mind

Free your mind. Baby. Yeah.


    Suatu ketika saat sedang bersantai, saya tersadar bahwa kita terbiasa mengikuti alur mekanistik dunia kapitalisme masa kini. Siapa sih jaman sekarang yang tidak mendewakan uang, harta benda dan wanita? (haha buat yang cewek ya mendewakan pria). Kalo dengerin obrolan cewe kampus isinya cuma cowooo melulu, kayak nggak ada cerita lain aja.

    Sinar mentari yang akhir-akhir ini malu untuk menyapa manusia, dikalahkan oleh keberanian si hujan deres. Yes! Surabaya adem. Cucian gue apakabar? HAHA
Sejenak membawa angan untuk berlabuh di pulau kapuk, merenungkan berbagai hal. Kamar dirumah tante saya ini memang menyenangkan untuk bersantai, desain interior minimalis dengan pemandangan pepohonan di perumahan yang asri. Terlebih sehabis hujan. Sehingga seringkali tante hanya dapat berdehem menyindir kemageran saya.

    Heidegger menyebut manusia dengan Dasein (ada di situ atau ada di sini). Dasein adalah khas manusia sebagai mahluk yang memiliki pengertian tentang Ada. Ada tiga sifat yang menandai keberadaan Dasein yaitu "faktisitas", "eksistensialitas" dan "kemerosotan".
Faktisitas adalah kenyataan bahwa manusia, diluar kemauannya, terdampar di dunia dengan kondisi dan situasi tertentu. Faktisitas ini mengandaikan kebebasan eksistensial manusia untuk mewujudkan kemampuan dan menentukan diri, masuk ke eksistensialitas dimana manusia memikul tanggung jawab pribadi untuk membentuk hidupnya sendiri.
Sedangkan "kemerosotan" adalah keadaan ketika manusia cenderung untuk menyesuaikan diri dengan dunia sekitar, akibat kurang penghayatan terhadap eksistensialitasnya. Di sini manusia tidak autentik lagi. Untuk mengatasi kemerosotan ini, menurut Heidegger, adalah dengan mengenal Angst (rasa takut tak berobyek).
Angst dapat muncul jika manusia membuka diri bagi suara hati. Suara hati dapat mengingatkan manusia dari kelupaannya dan kembali menerima eksistensialitasnya sehingga kembali menjadi manusia autentik.

    Suara hati. Apasih. Malah bercanda.
Pernahkan kalian terpikir untuk benar-benar mendengarkan suara hati kalian?

    Ini terjadi saat saya mulai belajar untuk mencari bukti "makna" dari setiap hal yang telah dilakukan, terasa adanya "kemerosotan" pada anggapan faktisitas dalam kehidupan saya. Setiap pagi ke kampus udah kayak ZOMBIE. Bed-head, gaya serampangan, mata panda pake sikap ngeselin. Ini orang rese banget yah. Diusia mendekati 20 ini, cie, sudah waktunya saya mulai memperjuangkan "eksistensialisme saya sendiri. Cukup sudah berenang dalam kolam arus yang empunya sendiri pun tidak tahu-menahu arah yang dituju. Mengingat masih berkutik pada masalah antara lanjut perkuliahan psikologi atau mengejar mimpi seni.

   Saya bukanlah orang yang egois sebenarnya, tetapi melihat ke belakang yang sudah terjadi dalam kehidupan dulu membuat saya berpikir ulang. Harus berani mengambil sikap. Mau sampai kapan kayak gini, hah!

   Melihat kenyataan disekitar, saya sangat bersyukur kepada Yang Maha Kuasa. Diberi kelimpahan yang berlebih dibanding teman-teman yang mungkin kurang beruntung. Ada manusia yang memiliki itikad baik meskipun ia tau dunia ini kejam. Ada juga yang menyerah begitu saja lalu terjun ke dalam arus percobaan.
Beberapa malaikat itu membuat saya tertegun. Dengan segala keterbatasan para malaikat itu terus berusaha menerjang arus. Wajahnya selalu berhiaskan senyum meskipun saya tau betapa beratnya ia menahan diri untuk tidak bersedih.
Saya ingin sekali membantunya. Pada akhirnya terjun juga. Walaupun tidak terlalu mengurangi beban beratnya. Tetapi saya bahagia melihat secercah harapan itu sempat tergambar diwajahnya. Malaikat itu.
Dengan rendah hati mereka masih menyimpan tenaga untuk membantu saya berdiri diatas masalah saya sendiri. Salut. Terimakasih para malaikat, entah bagaimana hidup saya tanpa kehadiran kalian.

    Sudah saatnya kita mulai bijaksana dalam menyikapi problematika hidup. Kata orang "Wise in choosing". Sekarang saya mengerti maknanya. Dulu sih cuma suka sok-sokan ngomong ke orang lain.

Semua usaha telah dikerahkan untuk mencari kepastian, tinggal menunggu hasil yang terbaik. Amin.

   Akhir kata, ini bukan makalah atau karya tulis. Cuma buah pemikiran saya. Anda harus memilih, mau menyerah atau berusaha? Saya memilih untuk tetap berusaha.



Ini bukan akhir. Jalan masih panjang. Terus berjuang kawan!





SUMBER

http://upek_saka.blog.de/2005/07/19/mencari_manusia_autentik/