Keharusan
Selasa, 19 agustus 2014
16:00-16:47
Harus
berarti wajib dilakukan atau dengan kata lain tidak ada pilihan selain memang
dilakukan.
Suatu
sore menjelang senja saya sedang mati kebosanan di dalam mobil. Bibir saya
pecah-pecah sampai berdarah, oke itu hanya selingan. Pada intinya saya kesal.
Apakah memang dalam hidup ini kita harus melakukan sesuatu?
Disini
saya ingin mengambil arti yaitu keharusan dalam melakukan sesuatu pada
idealisme. Pola kehidupan masyarakat moderen menuntut kita menuruti persepsi
kehidupan ideal yang digambarkan. Estetika, baik itu fisik maupun penampilan,
kekayaan dan keberhasilan mendorong manusia berlomba-lomba meraih yang
terbaik.
Tetapi
apakah itu merupakah suatu keharusan?
Apakah kita harus melakukannya demi
mencapai gambaran 'ideal' tersebut?
Saya
ragu
Harus?
Diusia
ke duapuluh tahun ini merupakan gerbang awal menuju kedewasaan. Mungkin secara
umur saya sudah cukup tua, namun dari sisi psikologis dan tanggung jawab masih
sering dianggap seperti anak kecil.
Banyak
orang yang menggantungkan berbagai ekspektasi kepada saya. Dari tinggi hingga
rendah yang secara tidak langsung mengharuskan untuk dihadapi. Sekali lagi saya
bertanya, HARUSKAH?
Secara
logika suatu angka jika dijumlahkan akan menghasilkan angka yang lebih besar
lagi, terkecuali jika angka itu minus. Jika kita melakukan sesuatu yang
seharusnya dan kita lakukan terus maka akan bertambah pula sesuatu itu. Kata
orang, semakin banyak pengalaman maka semakin bagus. Baik maupun buruk.
Tetapi
apakah dalam hidup HARUS begitu?
Saya
rasa ada suatu misteri yang bahkan orang terjenius maupun tereligius sekalipun
tidak akan dapat memberikan jawaban secara konkrit. Sebab kita manusia tidak
akan pernah mengetahui pasti hidup kita akan seperti apa. Yang kita tau pasti perubahan bersifat konstan. Segala
sesuatu pasti berubah, itu yang pasti. Bukan merupakan keharusan, tetapi pasti
berubah tanpa siapapun berhak untuk mengharuskannya.
Yang
saya takutkan kini apakah dengan melakukan KEHARUSAN
maka hidup saya akan terjamin dengan baik?
Atau
saya memilih untuk berpasrah atau lari dari ekspektasi orang lain?
Bukankah
berat jika nanti hidup memutarbalikkan ekspektasi saya sendiri ditambah
cemoohan dari orang lain? Ya, saya tau sih mereka berani amat ngomong tanpa tau
situasi saya yang sebenarnya. Tapi begitulah hidup.
Hidup
merupakan suatu keharusan yang kita sendiripun tidak bisa mempertanyakan
sebenarnya siapa, apa, bagaimana, dimana, kapan-KAH KEHARUSAN itu sendiri.
Ternyata
kekesalan dan kekecewan masalah pribadi saya bisa berbuah menjadi sebuah
tulisan indah ini. Good job buat otak saya haha.