Mengapa ilham datang disaat orang bilang "Cause baby, it's too late to say a goodnight and too early too say a goodmorning".
Entahlah
Aku tak mengerti
Cinta
Siapa
Aku, kamu, dia?
Sembari si Arctic Monkeys mendendangkan lagu 505 milik mereka, saya mencoba untuk menulis postingan di blog ini. Baru tersadar, saya memang bego. Ternyata selama ini saya selalu mencintai seseorang yang tidak mencintai saya. Dan selalu, jika mengenai lelaki itu, saya berusaha untuk mencari tahu segalanya tentang dia. Bahkan hal teromantis yang pernah dilakukan hingga menulis lagu untuknya, merekamnya, lalu berharap suatu saat akan tiba moment dimana kebenaran itu akan terungkap.
Sebaliknya hal itu malah terjadi berulang-ulang seperti sebuah siklus kehidupan, dengan rumusannya :
Saya mencintai seseorang + Saya berusaha mencintai seseorang = Orang itu tidak mencintai saya
Sahabat saya berkata, mungkin memang itu belum jodoh saya. Tapi, HEY!!! Lantas kapankah kebahagiaan itu akan datang? Mungkinkah nasib berkutat pada rumusan diatas!?! Bak mengerjakan soal matematika nih ye, ada alternatif rumusan lainnya, antara lain :
1. Orang lain mencintai saya + Saya mencintai yang lain = Saya dan dia sama-sama tidak mendapat hati orang yang kita cintai
2. Saya mencintai seseorang + Dia mencintai saya = Tetap tidak bersatu
Mungkin memang saya kurang beruntung dalam hal percintaan. Atau memang belum waktunya, seperti ada pepatah "Right person, right place, right time and the right situation". Mungkin sekarang saya berada dalam zona WRONG AT EVERYTHING kali ya HAHAHAHA *berusaha menghibur diri.
Namun satu hal yang bisa saya banggakan dari diri saya dalam hal mencinta. Ya, saya selalu mencintai seseorang dengan tulus. Tidak memandang seberapa buruk dirinya di mata orang, kendati cerca dan dera menimpa, tetap menerima dirinya apa adanya. Sempat dulu dijauhin orang juga, hanya karna saya mencintai seseorang yang menurut orang lain *maaf tidak pantas untuk dicintai. Tidak ada yang dapat mengalahkan kelebihan saya di bidang itu. Dan totalitas mencintai itulah yang selalu saya pegang hingga sekarang. Sebaliknya, itu memunculkan kontradiksi ketika menuntut seseorang yang mencintai saya agar juga secara 'totalitas' mencintai saya.
Perlukah saya mencari solusi dalam memecahkan permasalahan cinta dalam hidup saya?
Ini juga gue lagi berusaha nyari
Dari sekian lelaki yang anda cintai apa persamaanya?
Sosok yang anti-mainstream, independent, suka The Beatles sama Arctic Monkeys. Kind of guy with a metaphor, that makes me curious plus confused. Janggal juga antara emang kebetulan apa sengaja ngincer yang hobinya sama. :D
Kesalahan yang selalu dilakukan?
Terlalu terburu-buru dan terobsesi dalam menjalin sebuah hubungan, mungkin itu yang bikin ngeri juga. Saya sendiri tidak dapat menghentikan kebiasaaan buruk ini.
Rencana ke depannya?
Tetep mencintai dengan tulus, walau itu tidak mudah. Semoga saja pada akhirnya akan menemukan lelaki yang bisa membuat rumusan baru :-) cheers
Well, I gotta sleep now bye!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar